BERDZIKIR ,APA DALILNYA???

Majelis ta'lim - dzikir at tauhid

Majelis ta’lim – dzikir at tauhid

Ummat islam diperintahkan oleh Allah dan Rasul agar banyak-banyak berzikir ya’ni menyebut nama Allah dengan lisan dan dengan hati, baik ketika siang atau ketika malam.
Orang-orang tidak mau dzikir adalah orang yang sesat,pengikut hawa nafsu & tak pantas untuk diikut.
Banyak dalil yang shahih dalam alqur’an dan hadist yang menganjurkan supaya ummat islam seluruhnya tidak pandang bulu,kedudukan,usia supaya berdzikir kepada Tuhan yang menjadikannya.
Dalil-Dalil itu adalah :
DALIL KESATU :
Tuhan berfirman :

  يا أيها الذين أمنوا اذكروا الله ذكرا كثيرا, وسبحوه بكرة وأصيلا
Artinya : “hai sekalian orang yang mu’min ! Ingatlah allah sebanyak-banyaknya dan tasbihlah memuji allah pagi-pagi dan petang-petang” (al-ahzab : 41–42).

Ayat ini jelas memerintahkan kepada seluruh orang mu’min pria dan wanita, tua dan muda, supaya dzikir mengingat allah banyak-banyak, baik ketika pagi-pagi atau petang. Dan juga diperintahkan supaya banyak-banyak membaca tasbih (SUBHANALLAH), dan tahmid (ALHAMDULILLAH), dan takbir (ALLAHU AKBAR) setiap hari.

DALIL KEDUA.

Tuhan berfirman :

واذكر ربك كثيرا وسبح بالعشي واﻻبكار

artinya : “dan ingatlah tuhanmu banyak-banyak dan tasbihlah di waktu petang dan pagi” (ali-imran : 41).

Tafsirnya sama dengan diatas.

DALIL KETIGA.

Tuhan berfirman :

فإذا قضيتم الصلاة فاذكروا الله قياما وقعودا وعلى جنوبكم

artinya : “apabila kamu telah selesai mengerjakan sembahyang maka ingatlah kepada Allah di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring” (AN-NISA’ : 103).

Ayat ini menyatakan bahwa dzikir itu harus dilakukan sesudah selesai shalat pada ketika berdiri, duduk, atau berbaring di tempat tidur.

Ayat ini menyatakan dengan jelas salahnya fatwa sebahagian mubaligh yang memfatwakan bahwa arti dzikir dalam ayat-ayat dzikir itu adalah sembahyang, karena pada ayat ini jelas dinyatakan “kalau kamu telah selesai mengerjakan sembahyang”.
Juga menjadi batal fatwa orang yang mengatakan bahwa maksud dzikir dalam ayat-ayat dzikir ialah bertabligh, mengaji, berdiskusi, berceramah dan lain-lain serupa, karena dalam ayat ini dinyatakan bahwa dzikir boleh juga dilakukan pada waktu berbaring.

Adakah orang bertabligh atau berpidato sedang berbaring…???? TIDAK.

DALIL KE EMPAT
Tuhan berfirman :

ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﻣﻨﻮﺍ ﻭﺗﻄﻤﺌﻦ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﺑﺬﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻻﺑﺬﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻄﻤﺌﻦ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ

Artinya : “orang-orang mu’min hatinya tenteram karena mengingat allah, ingatlah allah, karena dengan mengingat allah hati menjadi tenteram” (Ar Ra’d :
28).

Inilah satu khasiat dzikir kepada allah, yaitu menjadikan hati tenang dan tidak gelisah.

Memang dzikir kepada Allah itu adalah salah satu obat yang mujarab untuk menenangkan hati yang gelisah, menenangkan pikiran yang kacau balau & mengurangi penyakit urat saraf.

DALIL KELIMA

Allah berfirman :

ﻭ ﻣﻦ ﺃﻋﺮﺽ ﻋﻦ ﺫﻛﺮﻯ ﻓﺈﻥ ﻟﻪ ﻣﻌﻴﺸﺔ ﺿﻨﻜﺎ ﻭﻧﺤﺸﺮﻩ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺃﻋﻤﻰ

Artinya :” barang siapa yang tidak mau mengingat Aku dia akan mendapat kehidupan yang sulit dan di akhirat akan dikumpulkan sebagai orang buta” (Thaha : 124).

Nah, ayat ini mengecam kepada orang yang tidak mau dzikir kpd tuhan maka ia akan diberi kehidupan yang “DHANKA” (gelisah), dan di akhirat sebagai orang buta, tidak tahu jalan yang akan ditempuh.

Dalam menafsirkan “DHANKA” ini tafsir Thabari mengatakan :

A. Hidup yang pecik, sulit, gelisah, celaka dunia akhirat, dan lain-lain serupa.

B. Dhanka adalah kehidupan dalam maksiat, walaupun kaya.

C. Dan lain-lain (Thabari juzu’ XI, halaman 226, 227, 228, 229).

Apakah saudara-saudara mau diberi kehidupan yang sulit ?

Kalau tidak, maka jalannya ialah memperbanyak dzikir kepada Tuhan.

Apa artinya “sebagai orang buta” yang tersebut dalam ayat ini ?

A. Tafsir Jalalain menerangkan : “buta mata”, buta benar-benar tidak dapat melihat ni’mat tuhan
lagi. Dimasukkan kedalam neraka
dalam keadaan buta.

B. Tafsir Thabari mengatakan : buta dari hujjah, ya’ni tidak dapat menjawab tuduhan di muka
pengadilan Tuhan.

Pendeknya dunia akhirat mendapat kesulitan.

Mgkin pada ketika membaca ini ada orang akan bertanya, bagaimana keadaannya orang-orang kafir yang ada di dunia sekarang, kita lihat mereka selalu dalam kesenangan sedang
mereka tak pernah mengingat allah.

Belum tentu ! Apakah orang kaya itu senang ? Tidak, hatinya lebih susah dan gelisah daripada orang miskin.

Orang eropa dan amerika sekarang hatinya susah, gelisah, karena selalu terbayang di kepalanya peperangan yang akan menimpa negerinya kalau terjadi perang.

Oleh karena itu mereka suka mabuk-mabukan, karena menurut kepercayaan mereka bahwa dlm mabuk itulah mereka bebas dari kesusahan. Kata mereka…

Alangkah susahnya mereka !!

DALIL KEENAM

Allah berfirman :
ﻭﺍﻟﺬﺍﻛﺮﻳﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻛﺜﻴﺮﺍ ﻭﺍﻟﺬﺍﻛﺮﺍﺕ ﺃﻋﺪ ﺍﻟﻠﻪ
ﻟﻬﻢ ﻣﻐﻔﺮﺓ ﻭﺃﺟﺮﺍ ﻋﻈﻴﻤﺎ
Artinya :”Dan bagi pria yg banyak dzikir kepada Allah & bagi wanita yg banyak dzikir kpd Allah, disediakan ampunan & pahala yg besar oleh Tuhan” (AL ahzab : 35).

Terang menurut ayat ini bahwa dlm soal dzikir sama saja antara laki & perempuan, sama”
dianjurkan, sama” diberi pahala di akhirat nanti.

Harus dicatat,bahwa siapa yg banyak dzikir akan disediakan untuk mereka keampunan Tuhan
& pahala yg besar.

DALIL KETUJUH

Allah berfirman :
ﻓﺎﺫﻛﺮﻭﻧﻰ ﺃﺫﻛﺮﻛﻢ ﻭﺍﺷﻜﺮﻭﻟﻰ ﻭﻻ ﺗﻜﻔﺮﻭﻥ
Artinya :”Maka ingatlah kamu kepada ku supaya aku ingat pula kepadamu dan syukurlah kamu kepadaku dan janganlah kamu menjadi orang yang kufur” (Al baqarah : 152).

Nah,, dzikir kepada Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang yang bersyukur atau berterima kasih kepada Allah.

DALIL KEDELAPAN

Allah juga berfirman :
ﻭﺍﺫﻛﺮ ﺍﺳﻢ ﺭﺑﻚ ﺑﻜﺮﺓ ﻭﺃﺻﻴﻼ
Artinya :”dan sebutlah nama Tuhan pagi-pagi dan petang-petang” (Ad-dhur — Al insan 25).

Maksudnya ialah supaya ummat islam menyebut nama Tuhan selalu, pagi dan petang, siang dan malam, dgn catatan ada masa- masa berhenti, umpamanya ketika dlm kakus, ketika sedang musyawarah, sedang berpidato, maka sudah barang tentu kita tak dapat membaca dzikir ketika itu.

Akan tetapi, pada ketika itupun kita harus mengingat Tuhan dlm hati.

DALIL KESEMBILAN

Allah juga berfirman :
ﻭﺍﺫﻛﺮ ﺍﺳﻢ ﺭﺑﻚ ﻭﺗﺒﺘﻞ ﺇﻟﻴﻪ ﺗﺒﺘﻴﻼ
Artinya : “sebutlah nama Allah dan beribadahlah kpd nya dgn sepenuh hati” (Al muzammil : 8).

Nah, banyak sekali ayat-ayat suci al qur’an yang menganjurkan supaya ummat islam selalu
dzikrullah.

Maka heranlah kita kenapakan ada golongan dalam islam yang tidak menyukai dzikir ini dan yang
menganggap remeh padahal ayat tuhan bertubi-tubi menggerakkan ummat supaya dzikir.

Apakah mereka tidak membaca ayat-ayat ini ? Tidak mungkin pula.

Mungkin mereka dipengaruhi aksi “modernisasi” yaitu sebuah penyakit yang berjangkit juga
dalam kalangan ummat islam dimana-mana.

“modernisasi dalam agama” atau “revolusi agama” adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya yang menghinggapi ummat islam.

Kita ahlusunnah wal jama’ah menerima modernisasi hanya dalam soal keduniaan, soal-soal dunia, adapun soal-soal agama, soal akhirat, kita tetap memegang teguh sebagaimana diajarkan oleh nabi muhammad Saw. yang sekarang sudah tua benar…

Agama yang modern adalah agama kaum ahmadiyah…

DALIL KESEPULUH
Rasulullah bersabda :

ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ : ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ : ﺃﻓﻀﻞ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ

Artinya :”dari jabir bin abdullah, beliau berkata : saya dengar rasulullah bersabda : dzikir yang paling baik ialah kalimah La ilaaha illallah’ (HR imam tirmidzi, sahih tirmidzi juz XIII, hal 274).

Dalam hadist ini dpt diambil maksudnya, yaitu :

1. Dzikir itu “membaca” kalimat.

2. Kalimat dzikir yg paling baik adalah “la ilaaha illallah”.

Nah maka adalah baik sekali dan dianjurkan oleh agama agar setiap orang islam memperbanyak membaca dzikir, khususnya kalimat “la ilaaha illallah”.

DALIL KESEBELAS

Rasulullah juga bersabda :
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﺃﻧﺎ ﻋﻨﺪ ﻇﻦ ﻋﺒﺪﻯ ﻭﺃﻧﺎ ﻣﻌﻪ ﺇﺫﺍ ﺫﻛﺮﻧﻰ ﻓﺈﻥ ﺫﻛﺮﻧﻰ ﻓﻰ ﻧﻔﺴﻪ ﺫﻛﺮﺗﻪ ﻓﻰ ﻧﻔﺲﻰ ﻭ ﺇﻥ ﺫﻛﺮﻧﻰ ﻓﻰ ﻣﻼﺀ ﺫﻛﺮﺗﻪ ﻓﻰ ﻣﻼﺀ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﻬﻢ , ﻭ ﺇﻥ ﺗﻘﺮﺏ ﺇﻟﻲ
ﺑﺸﺒﺮ ﺗﻘﺮﺑﺖ ﺇﻟﻴﻪ ﺫﺭﺍﻋﺎ , ﻭ ﺇﻥ ﺗﻘﺮﺏ ﺇﻟﻲ ﺫﺭﺍﻋﺎ ﺗﻘﺮﺑﺖ ﺇﻟﻴﻪ ﺑﺎﻋﺎ , ﻭ ﺇﻥ ﺃﺗﺎﻧﻰ ﻳﻤﺸﻰ ﺃﺗﻴﺘﻪ ﻫﺮﻭﻟﺔ
Artinya : Nabi muhammad. Berkata allah : “Aku menurut keyakinan hambaku dan aku bersama dia apabila ia mengingat aku, kalau ia mengingat aku secara tersembunyi (dlm hatinya saja) aku ingat pula ia cara itu, kalau ia mengingat aku dihadapan umum maka aku ingat pula ia dihadapan umum yg lebih baik dari itu, kalau ia mendekatkan diri kpd ku sejengkal, aku dekatkan diriku kepadanya sehasta, kalau ia mendekatkan diri sehasta, aku dekatkan kpd nya sedepa, kalau ia dtng kpd ku berjalan kaki aku akan datang kepadanya berlari” (HR imam bukhari muslim, sahih bukhari juzu’ 4, hal 196 ).

Hadist ini pernah dengan kata-kata kiasan yang bermutu tinggi, dimana tuhan menerangkan bahwa kalau manusia mengingat dia dlm hati maka tuhan akan memberi pahala secara tersembunyi pula sehingga tak kelihatan oleh seorang juga, tetapi kalau manusia mengingati tuhan bersama-sama, maka tuhan akan memberi pahala dihadapan umum, demikian dikatakan oleh muhammad Foad Abdul Baqi pensyarah kitab “al lu’lui wal marjan” (kitab kumpulan hadist bukhari dan muslim, pada juzu’ 3, hal 285).

Muhammad Foad meneruskan fatwa beliau, bahwa dzikir khafi (dzikir dlm hati) lebih tinggi derajatnya dari zikir jahri (dzikir bersuara).

DALIL KEDUA BELAS

Rasul bersabda :

ﻻ ﺗﻘﻮﻡ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ ﺣﺘﻰ ﻻ ﻳﺒﻘﻰ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﺍﻻﺭﺽ ﻣﻦ ﻳﻘﻮﻝ , ﺍﻟﻠﻪ ـ ﺍﻟﻠﻪ
Artinya :”tiada akan datang kiamat kecuali kalau tidak ada lagi orang yang membaca Allah, Allah”, (HR imam muslim, sahih muslim I, hal 73, dan tanwirul qulub, hal 511)

nyata dalam hadist ini bahwa membaca dzikir Allah, adalah suatu ibadat yang sangat penting,
sehingga kiamat tak akan berdiri kalau masih ada orang yang membaca dzikir allah, allah.

Nampak juga dlm hadist ini bahwa arti dzikir itu bukan berpidato, bukan bertabligh, tetapi membaca Allah, Allah.

DALIL KETIGA BELAS

Tersebut dlm hadist ibnu majjah :

ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺑﺴﺮ ﺃﻥ ﺃﻋﺮﺍﺑﻴﺎ ﻗﺎﻝ ﻟﺮﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﺇﻥ
ﺷﺮﺍﺋﻊ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﻗﺪ ﻛﺜﺮﺕ ﻋﻠﻲ ﻓﺄﻧﺒﺌﻨﻰ ﻣﻨﻬﺎ ﺑﺸﺊ ﺃﺗﺸﺒﺖ ﺑﻪ , ﻗﺎﻝ : ﻻ ﻳﺰﺍﻝ
ﻟﺴﺎﻧﻚ ﺭﻃﺒﺎ ﻣﻦ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭ ﺟﻞ
Artinya : “dari abdillah bin bisri beliau berkata : bahwasanya seorang badui bertanya kepada Rasulullah saw : bahwasanya syari’at islam sudah banyak saya terima, maka terangkanlah
kepada saya sesuatu yang mudah dikerjakan. Nabi menjawab : hendaklah lidahmu selalu basah dengan dzikir Allah” (Hadis Riwayat Ibnu Makah, jilid 2, halaman 418).

Dari hadist ini ternyata bahwa dzikir itu ialah membaca dengan lidah.

DALIL KEEMPAT BELAS

Rasul bersabda :

ﺇﻥ ﻟﻠﻪ ﺗﺴﻌﺔ ﻭ ﺗﺴﻌﻴﻦ ﺇﺳﻤﺎ , ﻣﺎﺋﺔ ﺇﻻ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﻣﻦ ﺃﺣﺼﺎﻫﺎ ﺩﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ
Artinya :”bahwasanya bagi allah 99 nama, ya’ni seratus kurang satu, barangsiapa menghafalkan (menyebut diluar kepala) niscaya akan dimasukkan ke dalam syurga” (hadist bukhari, sahih bukhari juzu’ I, hal 195).

Arti “AHSHAAHA” dalam hadist ini menurut imam bukhari ialah “AHFADHAHA” yaitu menghafal.

Jadi, lafadh dzikir itu bukanlah Allah, Allah, Allah saja, tetapi juga boleh nama-nama tuhan yang lain yang 99 banyaknya.

DALIL KELIMA BELAS

Allah berfirman :

ﻗﻞ ﺍﺩﻋﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻭ ﺍﺩﻋﻮﺍ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ , ﺃﻳﺎﻣﺎ ﺗﺪﻋﻮﺍ ﻓﻠﻪ ﺍﻻﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﺤﺴﻨﻰ
Artinya :”katakanlah hai (muhammad) : serulah Allah atau serulah Rahman. Mana saja nama Tuhan yang kamu seru (adalah baik). Dia mempunyai nama-nama yang baik” (Al-isra’ : 110).
DALIL KEENAM BELAS

Tentang dzikir yang harus dibaca sesudah selesai sembahyang..

Nabi Muhammad Saw. bersabda :

ﻋﻦ ﺍﺑﻰ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ : ﻣﻦ ﺳﺒﺢ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻰ ﺩﺑﺮ ﻛﻞ ﺻﻼﺓ ﺛﻼﺛﺎ ﻭ ﺛﻼﺛﻴﻦ ﻭ ﺣﻤﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺛﻼﺛﺎ ﻭ ﺛﻼﺛﻴﻦ ﻭ ﻛﺒﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺛﻼﺛﺎ ﻭ ﺛﻼﺛﻴﻦ ﻭ ﻗﺎﻝ ﺗﻤﺎﻡ ﺍﻟﻤﺎﺋﺔ : ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ ﻟﻪ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﻭ ﻟﻪ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻭﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﺊ ﻗﺪﻳﺮ . ﻏﻔﺮﺕ ﺧﻄﺎﻳﺎﻩ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻧﺖ ﻣﺜﻞ ﺯﺑﺪ ﺍﻟﺒﺤﺮ .
Artinya :”Dari abu hurairah dari nabi Muhammad, beliau berkata : Barangsiapa sesudah sembahyang, bertasbih 33 kali, bertahmid 33 kali, takbir 33 kali, & mencukupkan 100 dgn mengucap TIADA TUHAN SELAIN ALLAH, TAK ADA SEKUTU BAGINYA, IA MEMILIKI SEMUANYA, UNTUKNYA SEGALA PUJA, IA KUASA ATAS SESUATU, maka org yg mengucapkan itu diampuni tuhan dosanya, walaupun dosa itu sebanyak buih di laut” (H.R muslim dari abu hurairah, juz I, hal :241 & Al Azkar hal : 68).

Jadi,baik sekali membaca dzikir Subhanallah 33 X, Alhamdulillah 33 X, Allahu akbar 33 X & penutup dibaca La ilahaillallah sampai akhirnya, org yg membiasakan membaca wirid niscaya diampuni dosa oleh Tuhan, sekalipun dosa itu sebanyak buih dilaut.

DALIL KETUJUH BELAS

Tentang tempat membaca do’a yang paling baik Nabi kita telah bersabda :

ﻋﻦ ﺍﺑﻰ ﺍﻣﺎﻣﺔ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻗﻴﻞ ﻟﺮﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﺃﻱ
ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﺃﺳﻤﻊ ؟ ﻗﺎﻟﺠﻮﻑ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺍﻻﺧﺮ ﻭﺩﺑﺮ ﺍﻟﺼﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﻤﻜﺘﻮﺑﺎﺕ
Artinya :”Dari Abu Umamah, beliau berkata : Rasulullah ditanya pada suatu hari : dimana tempat do’a yang paling bisa diterima Tuhan ?
Jawab beliau : tengah malam buta dan dibelakang sembahyang yang wajib” (H.R Tirmidzi, Al adzkar halaman 66).

Maka seharusnyalah bagi setiap orang islam supaya ia memperbanyak do’a pada tengah-tengah malam, ketika udara tenang, ketika suasana sepi dan pada ketika selesai mengerjakan sembahyang yang lima waktu.

Oleh karena itu maka sikap sebahagian ummat islam di tanah air kita yang tidak mau dzikir dan mendo’a sesudah sembahyang tidak serasi dengan hadist Nabi Muhammad ini.

DALIL KEDÉLAPAN BELAS.

Tersebut juga didalam hadist yang lain :

ﻋﻦ ﺍﺑﻰ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ : ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ ﻟﻪ ﺍﻟﻤﻠﻚ
ﻭ ﻟﻪ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻭﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﺊ ﻗﺪﻳﺮ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻳﻮﻡ ﻣﺎﺋﺔ ﻣﺮﺓ ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻪ ﻋﺪﻝ ﻋﺸﺮ ﺭﻗﺎﺏ , ﻭ ﻛﺘﺒﺖ ﻟﻪ ﻣﺎﺋﺔ ﺣﺴﻨﺔ , ﻭﻣﺤﻴﺖ
ﻋﻨﻪ ﻣﺎﺋﺔ ﺳﻲﺀﺓ ﻭ ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻪ ﺣﺮﺯﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻳﻮﻣﻪ ﺫﻟﻚ ﺣﺘﻰ ﻳﻤﺴﻲ ﻭ ﻟﻢ ﻳﺄﺕ ﺃﺣﺪ ﻣﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﺑﻪ ﺍﻻ ﺃﺣﺪ ﻋﻤﻞ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ
Artinya :”Dari abu hurairah, beliau berkata : berkata Rasulullah : barangsiapa membaca “LA ILAA HAILLALLAH WAHDAHU LA SYARIKA LAHU, LAHU MULKU WALAHUL
HAMDU WAHUWA ‘ALA KULLI SYA-IN QADIIR” sebanyak 100 X tiap2 hari maka hal itu sebanding pahalanya dgn pahala memerdekakan 10 orang budak & dituliskan untuknya 100 kebaikan & dihapus baginya dosa 100 kejahatan, hal itu benteng baginya dari bahaya setan iblis sehari harinya itu, tiada amal yg lebih dari itu kecuali membacanya lebih banyak dari itu” (H.R Bukhari juz 4, hal 80-81 dan dinukil oleh imam nawawi dalam Al Adzkar hal 17).

Jadi, membaca dzikir ini sangat berfaedah & sangat banyak pahalanya.

DALIL KESEMBILAN BELAS.

Tersebut dalam hadist bukhari :

ﻋﻦ ﺍﺑﻰ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ : ﻛﻠﻤﺘﺎﻥ
ﺧﻔﻴﻔﺘﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺛﻘﻴﻠﺘﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻴﺰﺍﻥ ﺣﺒﻴﺒﺘﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺤﻤﺪﻩ
Artinya :” Dari abu hurairah, dari nabi Muhammad. Beliau berkata : Ada dua perkataan yang ringan menyebutnya tetapi berat timbangannya, dan keduanya dikasihi Tuhan pula, yaitu : SUBHANALLAHIL ‘ADHIM, SUBHANALLAHI WABIHAMDIHI” ( H.R Bukhari bahagian kitab Da’awaat, juzu’ 4, hal 81).

DALIL KEDUA PULUH.

Tersebut dalam hadist Muslim begini :

ﻻ ﻳﻘﻌﺪ ﻗﻮﻡ ﻳﺬﻛﺮﻭﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻻ ﺣﻔﺘﻬﻢ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻭﻏﺸﻴﺘﻬﻢ ﺍﻟﺮﺣﻤﺔ ﻭﻧﺰﻟﺖ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﺴﻜﻴﻨﺔ ﻭ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻴﻤﻦ ﻋﻨﺪﻩ
Artinya : “Orang-orang yang duduk berkumpul-kumpul dzikir kepada Allah memeluk akan mereka malaikat-malaikat rahmat dilindungi oleh tuhan dan turunlah ketenangan bagi mereka dan mereka diingat Tuhan di hadapan makhluk yang banyak pada sisinya” (H.R Imam muslim juzu’ 17, hal 22).

Dalam hadist ini jelas bahwa duduk berkumpul-kumpul berdzikir sangatlah baiknya dan sangatlah banyak faedahnya.

DALIL KEDUA PULUH SATU.

Tersebut dalam kitab Hadist Muslim :

ﻋﻦ ﻋﻤﺮ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻣﻦ ﻧﺎﻡ ﻋﻦ ﺣﺰﺑﻪ ﺃﻭ ﻋﻦ ﺷﺊ ﻣﻨﻪ ﻓﻘﺮﺃﻩ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻔﺠﺮ ﻭﺻﻼﺓ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﻛﺘﺐ ﻟﻪ ﻛﺄﻧﻤﺎ ﻗﺮﺃﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻴﻞ
Artinya :” dari saidina Umar, beliau berkata : berkata Rasulullah : Barangsiapa yang tertidur dari wiridnya atau dari sebahagian wiridnya, maka ia baca siang hari antara sembahyang subuh dan sembahyang dhuhur, diberi juga pahala sebagai keadaannya ia membaca malam hari” (H.R Muslim, dalam Al Adzkar halaman 13).

Menurut hadist ini kalau terlalai atau tertidur dari membaca hizb (wirid) malam dan kemudian digantinya membaca siang hari maka pahalanya sama dgn membaca malam hari juga, ini berarti anjuran bagi yang terlupa membaca wirid (hizb) pada waktu yang telah dibiasakannya maka gantilah membacanya pada waktu yang lain.

DALIL KEDUA PULUH DUA.

Nabi Muhammad bersabda :

ﻋﻦ ﺣﺬﻳﻔﺔ ﻗﺎﻝ : ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﺫﺍ ﺃﻭﻯ ﺇﻟﻰ ﻓﺮﺍﺷﻪ ﻗﺎﻝ : ﺑﺎﺳﻤﻚ ﺃﻣﻮﺕ ﻭﺃﺣﻴﺎ , ﻭﺇﺫﺍ ﻗﺎﻡ ﻗﺎﻝ : ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻯ ﺃﺣﻴﺎﻧﺎ ﺑﻌﺪ ﻣﺎ ﺃﻣﺎﺗﻨﺎ
Artinya :” dari Hudzaifah, beliau berkata : Adalah Nabi Muhammad, manakala hendak tidur beliau berdzikir : “Dengan nama Engkau saya mati (tidur), dengan nama Engkau saya hidup (bangun). Kalau Nabi sudah terbangun beliau membaca do’a : puji-pujian bagi Allah yang telah membangunkan kita sesudah menidurkan kita” (H.R Imam Bukhari, Fathul Bari juzu’ III, hal 360).

Begitulah dzikir dan do’a Nabi ketika akan tidur dan sesudah terbangun kembali.

DALIL KEDUA PULUH TIGA.

Rasulullah juga bersabda :
ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻗﺎﻝ : ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻌﻮﺫ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻭ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ ,
ﺃﻋﻴﺬ ﻛﻤﺎ ﺑﻜﻠﻤﺎﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺘﺎﻣﺔ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺷﻴﻄﺎﻥ ﻭﻫﺎﻣﺔ ﻭ ﻣﻦ ﻛﻞ ﻋﻴﻦ ﻻﻣﺔ , ﺛﻢ ﻳﻘﻮﻝ : ﻛﺎﻥ ﺃﺑﻮﻛﻢ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻳﻌﻮﺫ ﺑﻬﻤﺎ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﻭ ﺇﺳﺤﺎﻕ . ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ : ﻫﺬﺍ ﺩﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻟﻴﺲ ﺑﻤﺨﻠﻮﻕ
artinya : “Dari Ibnu Abbas, beliau berkata : Adalah Nabi Muhammad Saw. Minta perlindungan bagi Hasan dan Husein :”Saya minta perlindungam buat kamu keduanya dengan kalimat yang sempurna dari sekalian setan dan jin dan dari sekalian mata yang dengki”, kemudian nabi berkata : bapakmu Nabi Ibrahim minta perlindungan anaknya Ismail dan Ishak dengan itu” ( H.R Abu Dawud, sunan Abu Daud, juz’ 4, hal 235 ).

Ini termasuk do’a karena Nabi mendo’a kpda Tuhan supaya cucu beliau dilindungi dari bahaya-bahaya setan, jin dan manusia.

Banyak sekali dalil-dalil yang mengemukakan tentang dzikir adalah amal yang sangat baik sekali untuk dikerjakan bagi orang-orang yang mengaku beragama islam.

Tuhan memperingatkan, bahwa janganlah kamu mengikuti sekalian pemimpin-pemimpin yang tidak mau dzikir.

Allah berfirman :

ﻭ ﻻ ﺗﻄﻊ ﻣﻦ ﺃﻏﻔﻠﻨﺎ ﻗﻠﺒﻪ ﻋﻦ ﺫﻛﺮﻧﺎ ﻭﺍﺗﺒﻊ ﻫﻮﺍﻩ ﻭ ﻛﺎﻥ ﺃﻣﺮﻩ ﻓﺮﻃﺎ
Artinya :” Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya lalai daripada mengingat kami, dan lagi menurut hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” (AL KAHFI : 28).

 

 

DZIKIR BERJAMA’AH

dImESJID AL MA'WA KEC. PERCUT SEI TUAN KAB DELI SERDANG-SUMUT

DIMESJID AL MA’WA KEC. PERCUT SEI TUAN KAB DELI SERDANG-SUMUT

Kelompok Salafi/Wahabi menganggap Do’a/Dzikir berjama’ah adalah Bid’ah atau Sesat. Namun dari dalil-dalil Al Qur’an dan Hadits di bawah, pernyataan tersebut tidak berdasar.

Sebagai contoh dalam surat Al Fatihah kita mengucapkan:

Iyyaka NA’budu (Kepada Mu KAMI menyembah/beribadah)

Wa Iyyaka NAsta’iin (Kepada Mu KAMI meminta/berdo’a)

Ayat di atas menunjukkan kata NA (KAMI) yang artinya JAMAK/BANYAK. Bukan sendiri-sendiri. Pada akhir Surat Al Fatihah, seluruh Makmum dari shalat berjama’ah menyatakan “AAMIIIN”.

Ayat-ayat Al Fatihah itu saja sudah jelas menunjukkan bahwa beribadah (termasuk Dzikir dan Do’a) secara berjama’ah itu tidak sesat. Dan pernah dicontohkan Nabi.

Surat Al Fatihah sendiri pada dasarnya adalah Do’a. Contohnya “Ihdinash Shiroothol Mustaqiim” (Tunjuki Kami ke Jalan yang Benar) yang kemudian diaminkan oleh para Makmum. Dengan mengucap Allah sebagai Ar Rahman dan Ar Rahim, pada dasarnya Imam itu berdzikir menyebut nama Allah. Bukankah itu contoh yang jelas?

Banyak ibadah yang dicontohkan Nabi dan para sahabat secara berjama’ah seperti Shalat Wajib Berjama’ah yang pahalanya malah 27 x lipat daripada shalat sendiri. Selain itu juga ada Shalat Tarawih berjama’ah, Shalat ‘Ied, dsb. Bahkan shalat Jum’at tidak sah jika tidak dilakukan secara berjama’ah.

Berbagai do’a dalam Al Qur’an seperti “Robbana Aatina Fid dunya Hasanah..” (Ya Tuhan KAMI berilah KAMI di dunia Kebaikan) menyatakan bahwa do’a-doa tersebut sebaiknya dilaksanakan secara berjama’ah [Al Baqarah 201].

“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” [Al Baqarah 201]

Lihat ayat Al Qur’an di atas bagaimana orang berdoa secara berjama’ah. Kata siapa beribadah berjama’ah seperti Dzikir itu Bid’ah atau sesat? Hendaknya kita berpegang pada wahyu Allah.

Sedangkan Ibnu Abbas bertakbir dengan lafadh.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar, wa lillahil hamdu, Allahu Akbar, wa Ajalla Allahu Akbar ‘alaa maa hadaNAA.
“Artinya : Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar dan bagi Allah lah segala pujian, Allah Maha Besar dan Maha Mulia, Allah Maha Besar atas petunjuk yang diberikannya pada KITA”. [Diriwayatkan oleh Al Baihaqi 3/315 dan sanadnya shahih]

Kalimat Takbir Ibnu Abbas di atas jelas menunjukkan Takbir tersebut dilakukan berjama’ah. Sebab kalau sendiri tentu kata terakhir jadi hadaNII (Petunjuk yang diberikan kepada saya).

Ada lagi yang berpendapat Dzikir/Takbir dengan suara keras berjama’ah boleh. Tapi tidak boleh satu suara/komando. Kalau satu suara: Bid’ah! Padahal kalau takbir sendiri-sendiri beramai-ramai dengan suara keras, niscaya yang terdengar bukan takbir lagi. Tapi cuma keributan/kegaduhan saja. Bayangkan yang satu baru Allahu Akbar, pada saat yang sama yang lain berkata “Walillahil Hamd”, yang lain lagi beda lagi. Suara yang terdengar akan kacau dan tak beraturan.

Bab 247. Keutamaan Berkumpul Untuk Berdzikir Dan Mengajak Untuk Mengikutinya Dan Larangan Memisahkan Diri Daripadanya Kalau Tanpa Uzur -Halangan-

Allah Ta’ala berfirman: “Dan sabarkanlah dirimu berkumpul bersama orang-orang yang menyeru kepada Tuhan di waktu pagi dan petang. Mereka mengharapkan keridhaanNya dan janganlah engkau menghindarkan pandanganmu dari mereka itu.” (al-Kahf: 21)

1444. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu mempunyai beberapa malaikat yang berkeliling di jalan-jalan untuk mencari para ahli dzikir, jikalau mereka menemukan sesuatu kaum yang berdzikir kepada Allah’Azza wajalla lalu mereka memanggil-kawan-kawannya: “Kemarilah, disinilah ada hajatmu -ada yang engkau semua cari-. Mereka lalu berputar disekeliling orang-orang yang berdzikir itu serta menaungi mereka dengan sayap-sayapnya sampai ke langit dunia. Tuhan mereka lalu bertanya kepada mereka, tetapi Tuhan sebenarnya lebih Maha Mengetahui hal itu. Firman Tuhan: “Apakah yang diucapkan oleh hamba-hambaKu itu?” Para malaikat menjawab: “Mereka itu sama memaha sucikan Engkau, memaha besarkan, memuji serta memaha agungkan padaMu -yakni bertasbih, bertakbir, bertahmid dan bertamjid-. Tuhan berfirman lagi: “Adakah mereka itu dapat melihat Aku?” Malaikat menjawab: “Tidak, demi Allah, mereka itu tidak melihat Engkau.” FirmanNya: “Bagaimanakah sekiranya mereka dapat melihat Aku?” Dijawab: “Andaikata mereka melihat Engkau, tentulah mereka akan lebih giat ibadahnya padaMu, lebih sangat memaha agungkan padaMu, juga lebih banyak pula bertasbih padaMu.” FirmanNya: “Apakah yang mereka minta itu?” Dijawab: “Mereka meminta syurga.” FirmanNya: “Adakah mereka pernah melihat syurga?” Dijawab: “Tidak, demi Allah, ya Tuhan, mereka tidak pernah melihat syurga itu.” FirmanNya: “Bagaimanakah andaikata mereka dapat melihatnya?” Dijawab: “Andaikata mereka pernah melihatnya, tentulah mereka akan lebih lobanya pada syurga itu, lebih sangat mencarinya dan lebih besar keinginan mereka pada syurga tadi.” FirmanNya: “Dari apakah mereka memohonkan perlindungan?” Dijawab: “Mereka mohon perlindungan daripada neraka.” FirmanNya: “Adakah mereka pernah melihat neraka itu?” Dijawab: “Tidak, demi Allah mereka tidak pernah melihatnya.” FirmanNya: “Bagaimanakah andaikata mereka pernah melihatnya?” Dijawab: “Andaikata mereka pernah melihatnya, tentulah mereka akan lebih sangat larinya dan lebih sangat takutnya pada neraka itu.” FirmanNya: “Kini Aku hendak mempersaksikan kepadamu semua bahwasanya Aku telah mengampunkan mereka itu.” Nabi s.a.w.bersabda: “Ada salah satu diantara para malaikat itu berkata: “Di kalangan orang-orang yang berdzikir itu ada seorang yang sebenarnya tidak termasuk golongan mereka, sesungguhnya ia datang karena ada sesuatu hajat belaka.” Allah berfirman: “Mereka adalah sekawanan sekedudukan dan tidak akan celakalah orang yang suka menemani mereka itu -yakni orang yang pendatang itupun memperoleh pengampunan pula-.” (Muttafaq ‘alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu mempunyai para malaikat yang berkeliling -di bumi- dan utama-utama keadaannya. Tugas mereka ialah mengikuti majelis-majelis berdzikir. Maka apabila mereka menemukan sesuatu majelis yang berisi dzikir didalamnya, merekapun lalu duduk bersama orang-orang yang berdzikir itu dan saling berputar menaungi mereka dengan sayap-sayapnya antara satu dengan yang lainnya, sehingga memenuhi tempat yang ada diantara mereka dengan langit dunia. Selanjutnya jikalau orang-orang yang berdzikir itu telah berpisah, para malaikat tadi lalu mendaki dan naik ke langit, kemudian Allah ‘Azzawajalla bertanya kepada mereka, tetapi Allah sebenarnya lebih mengetahui tentang hal itu: “Dari manakah engkau semua datang?” Mereka menjawab: “Kita semua baru datang dari hamba-hambaMu yang ada di bumi, mereka itu sama bertasbih, bertakbir, bertahlil, bertahmid serta memohonkan sesuatu padaMu.” FirmanNya: “Apakah yang mereka mohonkan padaKu?” Dijawab: “Mereka mohon akan syurgaMu.” FirmanNya: “Apakah mereka pernah melihat syurgaKu itu?” Dijawab: “Tidak, ya Tuhan.” FirmanNya: “Bagaimana pula sekiranya mereka pernah melihat syurgaKu itu.” Para malaikat berkata lagi: “Mereka itu juga memohonkan perlindungan padaMu.” FirmanNya: “Dari apakah mereka sama memohonkan perlindungan padaKu?” Dijawab: “Dari nerakaMu, ya Tuhan.” FirmanNya: “Apakah mereka pernah melihat nerakaKu itu?” Dijawab: “Tidak pernah.” FirmanNya: “Bagaimana pula sekiranya mereka pernah melihat nerakaKu.” Para malaikat itu berkata lagi: “Mereka juga memohonkan pengampunan daripadaMu.” Allah lalu berfirman: “Sungguh-sungguh Aku telah mengampuni mereka itu, kemudian Aku berikan pula apa-apa yang mereka minta dan Aku berikan perlindungan pula mereka itu dari apa-apa yang mereka mohonkan perlindungannya.” Nabi s.a.w. bersabda: “Para malaikat itu berkata: “Ya Tuhan, di kalangan mereka ada seorang hamba yang banyak sekali kesalahannya, ia hanyalah berjalan saja melalui orang-orang yang berdzikir tadi lalu duduk bersama mereka.” Allah lalu berfirman: “Kepada orang itupun saya berikan pengampunan pula. Mereka adalah kaum yang tidak akan celaka orang yang suka mengawani mereka.”

1445. Dari Abu Hurairah dan dari Abu Said radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada sesuatu kaumpun yang duduk-duduk sambil berdzikir kepada Allah, melainkan dikelilingi oleh para malaikat dan ditutupi oleh kerahmatan serta turunlah kepada mereka itu ketenangan -dalam hati mereka- dan Allah mengingatkan mereka kepada makhluk-makhluk yang ada di sisinya -yakni disebut-sebutkan hal-ihwal mereka itu di kalangan para malaikat.-” (Riwayat Muslim)

1446. Dari Abu Waqid al-Harits bin ‘Auf r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. pada suatu ketika sedang duduk dalam masjid beserta orang banyak, tiba-tiba ada tiga orang yang datang. Yang dua orang terus menghadap kepada Rasululah s.a.w. sedang yang seorang lagi lalu pergi. Kedua orang itu berdiri di depan Rasulullah s.a.w. Adapun yang seorang, setelah ia melihat ada tempat yang longgar dalam himpunan majelis itu, lalu terus duduk di situ, sedang yang satu lagi duduk di belakang orang banyak, sedangkan orang ketiga terus menyingkir dan pergi. Setelah Rasulullah s.a.w. selesai -dalam mengamat-amati tiga orang tadi- lalu bersabda: “Tidakkah engkau semua suka kalau saya memberitahukan perihal tiga orang ini? Adapun yang seorang -yang melihat ada tempat longgar terus duduk di situ-, maka ia menempatkan dirinya kepada Allah, kemudian Allah memberikan tempat padanya. Adapun yang lainnya -yang duduk di belakang orang banyak-, ia adalah malu -untuk berdesak-desakan dan sikap ini terpuji-, maka Allah pun malu padanya, sedangkan yang seorang lagi -yang terus menyingkir-, ia memalingkan diri, maka Allah juga berpaling dari orang itu.” (Muttafaq ‘alaih)

1447. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: “Mu’awiyah r.a. keluar menuju suatu golongan yang berhimpun dalam masjid, lalu ia berkata: “Apakah yang menyebabkan engkau semua duduk ini?” Orang-orang menjawab: “Kita duduk untuk berdzikir kepada Allah.” Ia berkata lagi: “Apakah, demi Allah, tidak ada yang menyebabkan engkau semua duduk ini melainkan karena berdzikir kepada Allah saja?” Mereka menjawab: “Ya, tidak ada yang menyebabkan kita semua duduk ini, kecuali untuk itu.” Mu’awiyah lalu berkata: “Sebenarnya saya bukannya meminta sumpah dari engkau semua itu karena sesuatu dugaan yang meragukan terhadap dirimu semua dan tiada seorangpun yang sebagaimana kedudukan saya ini dari Rasulullah s.a.w. yang lebih sedikit Hadisnya daripada saya sendiri -karena sangat berhati-hatinya meriwayatkan Hadis-. Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. pada suatu ketika keluar menuju suatu golongan yang berhimpun dari kalangan sahabat-sahabatnya, lalu beliau s.a.w. bersabda: “Apakah yang menyebabkan engkau semua duduk ini?” Para sahabat menjawab: “Kita duduk untuk berdzikir kepada Allah, juga memuji padaNya karena telah menunjukkan kita semua kepada Agama Islam dan mengaruniakan kenikmatan Islam itu pada kita.” Beliau s.a.w. bersabda lagi: “Apakah, demi Allah, tidak menyebabkan engkau semua duduk ini melainkan karena itu?” Sesungguhnya saya bukannya meminta sumpah dari engkau semua itu karena sesuatu dugaan yang meragukan terhadap dirimu semua, tetapi Jibril datang padaku dan memberitahukan bahwasanya Allah merasa bangga dengan engkau semua itu kepada malaikat -yakni kebanggaanNya itu ditunjukkan kepada para malaikat-.” (Riwayat Muslim)